A.
PENGANTAR
KEWIRAUSAHAAN
1.
Sejarah Kewirausahaan
Sejarah
kewirausahaan dapat dibagi dalam beberapa periode:
a. Periode awal
Periode
awal dimotori oleh Marcopolo. Dalam masanya, terdapat dua pihak yakni pihak
pasif dan pihak aktif. Pihak pasif bertindak sebagai pemilik modal dan mereka
mengambil keuntungan yang sangat banyak terhadap pihak aktif. Sedangkan pihak
aktif adalah pihak yang menggunakan modal tersebut untuk berdagang antara lain
dengan mengelilingi lautan. Mereka menghadapi banyak resiko baik fisik maupun
sosial akan tetapi keuntungan yang diperoleh sebesar 25%.
b. Abad pertengahan
Kewirausahaan
berkembang di periode pertengahan, pada masa ini wirausahawan dilekatkan pada aktor
dan seorang yang mengatur proyek besar. Mereka tidak lagi berhadapan dengan
resiko namun mereka menggunakan sumber daya yang diberikan, yang biasanya yang
diberikan oleh pemerintah. Tipe wirausahaawan yang menonjol antara lain orang
yang bekerja dalam bidang arsitektural.
c. Abad 17
Di
abad 17, seorang ekonom, Richard Cantillon, menegaskan bahwa seorang
wirausahawan adalah seorang pengambil resiko, dengan melihat perilaku mereka
yakni membeli pada harga yang tetap namun menjual dengan harga yang tidak pasti.
Ketidakpastian inilah yang disebut dengan menghadapi resiko.
d. Abad 18
Berlanjut
di abad ke 18, seorang wirausahawan tidak dilekatkan pada pemilik modal, tetapi
dilekatkan pada orang-orang yang membutuhkan modal. Wirausahawan akan
membutuhkan dana untuk memajukan dan mewujudkan inovasinya. Pada masa itu
dibedakan antara pemilik modal dan wirausahawan sebagai seorang penemu.
e. Abad 19 Dan
Abad 20
Sedangkan
di abad ke 19 dan 20, wirausahawan didefinisikan sebagai seseorang yang mengorganisasikan
dan mengatur perusahaan untuk meningkatkan pertambahan nilai personal. Pada
abad 20, inovasi melekat erat pada wirausahawan di masa sekarang.
2.
Pengertian Kewirausahaan
Kata
"wiraswasta" berasal dari Wira yang berarti utama, gagah,berani, luhur,
teladan atau pejuang. Swa berarti sendiri dan Sta berarti berdiri. Jadi
wiraswasta (entrepreneur) berarti pejuang yang utama, gagah, luhur, berani dan
layak menjadi teladan dalam bidang usaha dengan landasan berdiri diatas kaki
sendiri.
Kewirausahaan
adalah kesatuan terpadu, baik dalam semangat, nilai-nilai dan prinsip serta
sikap, kuat, seni, dan tindakan nyata yang sangat perlu, tepat dan unggul,
dalam menangani dan mengembangkan perusahaan atau kegiatan lain yang mengarah
pada pelayanan terbaik kepada langganan dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan termasuk masyarakat, bangsa dan negara.
Secara
harfia wirausaha dari ta’wira = berani dan usaha = daya upayah, jadi wirausaha
adalah Kewirausahaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan keberanian seseorang
dalam menjalankan kegiatan bisnisnya atau dengan kata lain kewirausahaan Orang
yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan
sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang cepat
dalam memastikan kesuksesan.
Wirausaha
mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan
(Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan
upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu
sumber daya untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation)
hidup (Prawirokusumo, 1997)
Esensi
dari kewirausahaan adalah menciptakan nilai tambah di pasar melalui proses
pengkombinasian sumber daya dengan cara-cara baru dan berbeda agar dapat bersaing.
Menurut Zimmerer (1996:51), nilai tambah tersebut dapat diciptakan melalui
cara-cara sebagai berikut:
·
Pengembangan teknologi baru (developing new
technology)
·
Penemuan pengetahuan baru (discovering new
knowledge)
·
Perbaikan produk (barang dan jasa) yang sudah
ada (improving existing products or services)
·
Penemuan cara-cara yang berbeda untuk
menghasilkan barang dan jasa yang lebih banyak dengan sumber daya yang lebih
sedikit (finding different ways of providing more goods and services with
fewer resources)
Wirausahawan
(entrepreneur) didefinisikan sebagai seseorang yang membawa sumber daya berupa
tenaga kerja, material, dan asset lainnya pada suatu kombinasi yang menambahkan
nilai yang lebih besar daripada sebelumnya, dan juga dilekatkan pada orang yang
membawa perubahan, inovasi, dan aturan baru.
Menurut
Peter F Drucker (MPU Manjemen) (Kasmir,2006) Kewirausahaan adalah orang yang
mampu membaca dan menciptakan peluang disetiap perubahan.
Zimmerer
mengartikan kewirausahaan sebagai proses penerapan kreativitas dan inovasi dlam
memecakan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha)
S.
Wijandi (1988). Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam
keteladanan dalam mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri.
Echauz
berpendapat bahwa Enterpreneur yang berhasil memulai dengan sebuah mimpi,
kemudian direncanakan dengan pemikiran yang matang yang selanjutnya
merealisasikan mimpi itu. Istilah kewirausahaan sangat spesifik berkaitan
dengan sikap mental dalam melihat peluang usaha yang tak dilihat orang lain,
berwawasan luas walaupun penuh resiko dan selalu menguntungkan (melaba). Pada
dasarnya wirausaha adalah suatu kemampuan dalam menciptakan kegiatan usaha.
B.
KARAKTERISTIK WIRAUSAHA
Wirausaha
adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk hidup mandiri dalam
menjalankankegiatan usahanya atau bisnisnya. Seorang wirausaha bebas merancang,
menentukan, mengelola dan mengendalikan semua usahanya. Seseorang yang memiliki
jiwa dan sikap wirausaha selalu tidak puas dengan apa yang telah dicapainya.
Dari waktu ke waktu, seorang wirausaha selalu meningkatkan usahanya. Ia selalu
berkreasi dan berinovasi tanpa henti karena dengan berkreasi dan berinovasilah
semua peluang dapat diperolehnya.
Pada
hakekatnya, semua orang memiliki jiwa seorang wirausaha, yang artinya semua
orang bisa menjadi wirausaha. Akan tetapi, tidak semua orang bisa menjadi
wirausaha yang dapat dikarenakan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor
ekonomi, faktor lingkungan, dan sebagainya. Faktor ekonomi yang dapat
menyebabkan seseorang tidak bisa menjadi seorang wirausaha dapat berupa
ketidakadaannya dana untuk membangun sebuah usaha sehingga menghambat orang
tersebut tidak berwirausaha. Faktor lingkungan yang menyebabkan seseorang tidak
bisa menjadi seorang wirausaha adalah karena masyarakat yang tidak mendukung
berjalannya sebuah usaha yang dimiliki oleh orang tersebut. Faktor lain yang
dapat menyebabkan orang tidak bisa menjadi wirausaha adalah faktor dari dalam
diri orang tersebut, yang dapat berupa kurangnya minat atau keberanian dari
dalam diri seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Karena untuk menjadi
seorang wirausaha, kita harus siap untuk gagal. Dan hal tersebutlah yang jarang
dimiliki oleh masyarakat pada umumnya.
Keengganan
masyarakat untuk mendirikan sebuah usaha menjadikan mereka ketergantungan
terhadap orang lain. Mereka lebih menyukai bekerja pada orang lain dan dibayar
oleh orang lain daripada bekerja untuk diri sendiri dan mempekerjakan orang
lain. Padahal, negara-negara berkembang seperti negara Indonesia sangat
membutuhkan orang-orang yang mempunyai jiwa wirausaha untuk mengurangi masalah
terbesar di Indonesia, yaitu pengangguran.
Berikut
ini adalah beberapa ciri-ciri atau karakteristik seorang wirausaha yang jarang
dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
1. Memiliki
Rasa Percaya Diri
Entah karena takut salah atau karena
hal lain, masyarakat Indonesia masa kini menjadi tidak memiliki kepercayaan
diri. Hal tersebut terbukti saat mereka duduk dibangku pendidikan. Saat ditanya
oleh guru atau dosen, jarang diantara mereka yang berinisiatif untuk mengangkat
tangan dan menjawab pertanyaan sang guru. Bahkan beberapa diantara mereka lebih
memilih ditunjuk daripada mengangkat tangan mereka.
2. Berorientasi
pada Tugas dan Hasil
Maksudnya adalah seorang wirausaha
harus mempunyai sikap tanggung jawab pada tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya. Ia juga harus bertanggung jawab pada hasil dari tugas yang
dibebankannya. Dan sayangnya, masyarakat Indonesia sangat sedikit yang memiliki
sikap ini. Sebagian dari mereka menganggap enteng tugas-tugas yang dibebankan
padanya. Misalnya saja, bila seorang mahasiswa diberi tugas yang akan
dikumpulkan sampai hari Senin, ia akan mengumpulkan tugasnya pada hari Minggu
atau bahkan hari Senin.
3. Berani
Mengambil Resiko
Sebagai wirausaha yang baru,
seseorang haruslah berani mengambil resiko dan menghadapi resiko apapun
terhadap langkah yang telah diambilnya. Seseorang pernah berkata bahwa
kita tidak akan pernah memulai sesuatu jika belum pernah mengalami kegagalan.
Richard Cantillon adalah orang
pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal abad ke-18. Ia
mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung resiko. Dalam
mengambil tindakan, wirausaha hendaknya tidak didasari oleh spekulasi,
melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil resiko terhadap
pekerjaan-nya karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu
berani mengambil resiko yang moderat, yang artinya resiko yang diambil tidak
terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang
didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari
peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan
objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran
kegiatannya.
Kemauan dan kemampuan untuk
mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan.
Wirausaha yang tidak mau mengambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
Menurut Angelita S. Bajaro, ‘seorang wirausaha yang berani menanggung resiko
adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan menang dengan cara yang baik.
Wirausaha kurang menyukai resiko yang terlalu rendah. Keberanian untuk
menanggung resiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko
yang penuh dengan perhitungan dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh
apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistis.Wirausaha
menghindari situasi resiko yang rendah karena dianggap tidak ada tantangannya,
dan menghindari situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil.
4. Memiliki
Jiwa Kepemimpinan
Kepemimpinan sangat dibutuhkan oleh
seorang wirausaha untuk memimpin anak-anak buahnya atau pegawainya. Seseorang
tidak akan bisa menjadi seorang wirausaha bila ia tidak bisa memimpin, baik
memimpin diri sendiri maupun memimpin orang lain.
Seorang wirausaha yang berhasil
selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan dan keteladanan. Ia selalu
ingin tampil berbeda, lebih dahulu, dan lebih menonjol. Dengan menggunakan
kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa
yang dihasilkannya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia
selalu menampilkan produk-produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia
menjadi pelopor yang baik dalam proses produksi maupun pemasaran. Ia selalu
memanfaatkan perbedaan sebagai suatu yang menambah nilai. Karena itu, perbedaan
bagi seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan merupakan sumber pembaharuan
untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka
untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang. Seorang
wirausaha harus memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan.
Seorang wirausaha juga harus memiliki taktik mediator dan negosiator daripada
diktator.
5. Keorisinilan
Keorisinilan atau keaslian maksudnya
bahwa orang yang ingin menjadi wirausaha mempunyai ide-ide kreatif yang asli
dan murni dari dirinya, bukan dari orang lain atau hasil dari plagiarism.
Namun sayangnya, kebanyakan masyarakat Indonesia saat ini tak mau berfikir dan
mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Dan karena hal tersebut, kebanyakan
masyarakat saat ini lebih menyukai menjiplak pendapat orang lain dan yang lebih
parahnya lagi, mereka bisa mengatasnamakan jiplakannya tersebut sebagai hasil
karyanya.
6. Berorientasi
ke Masa Depan
Seorang wirausaha harus mempunyai
pandangan tentang masa depannya dan sangat bertekad untuk meraih kesuksesan di
masa depan. Seorang wirausaha haruslah bisa memprediksi kebutuhan-kebutuhan apa
saja yang sangat dibutuhkan oleh mangsa pasarnya di kemudian hari, tidak stuck
hanya memikirkan kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
Seorang wirausaha hendaknya harus
mampu menatap masa depan dengan lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir
dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang dengan penuh perhitungan. Orang yang
berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan
ke masa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa depan maka ia akan selalu
berusaha untuk berkarsa dan berkarya. Kuncinya adalah pada kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang sudah ada. Walaupun
dengan resiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif harus tetap tabah
dan tekun dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan di masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa
dan karya yang sudah ada. Karena itu, ia harus mempersiapkannya dengan mencari
suatu peluang.
7. Jujur dan
Tekun
‘Kejujuran dan ketekunan merupakan
kunci kesuksesan,’ begitulah pepatah mengatakan. Ternyata untuk menjadi seorang
wirausaha juga dibutuhkan sikap jujur dan tekun. Jujur terhadap diri sendiri,
keluarga, masyarakat, dan pegawai-pegawainya. Tekun dalam mencari ide-ide baru
yang lebih kreatif dari ide-ide yang sudah ada dan tekun dalam merintis
usahanya yang baru akan mulai berkembang. Jika seorang wirausaha tidak jujur
dan tidak tekun, bisa dipastikan wirausaha tersebut tidak akan berhasil dalam usahanya.
8. Memiliki
Motif Berprestasi Tinggi
Para ahli mengemukakan bahwa
seseorang memiliki minat dalam berwirausaha karena adanya motif tertentu, yaitu
motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede Anggan Suhanda,
motif berprestasi adalah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk
mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya
adalah kebutuhan yang harus dipenuhi.
Kebutuhan berprestasi wirausaha
terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan
lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif
berprestasi pada umumnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Ingin mengatasi sendiri kesulitan
dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
b. Selalu memerlukan umpan balik yang
segera untuk melihat keberhasilan atau kegagalan.
c. Memiliki tanggung jawab personal
yang tinggi.
d. Berani menghadapi resiko dengan
penuh perhitungan.
e. Menyukai tantangan dan melihat
tantangan secara seimbang. Jika tugas yang diemban seorang wirausaha dirasa sangat
ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu menghindari
tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan sangat
rendah.
9. miliki
Kreativitas Tinggi
Menurut Teodore Levite, kreativitas
adalah kemampuan untuk berfikir tentang hal-hal baru dan berbeda. Oleh karena
itu, menurutnya kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru
atau berfikir tentang sesuatu yang lama dengan cara-cara yang baru. Menurut
Zimmerer dalam bukunya yang ditulis oleh Suryana (2003:24) dengan judul bukunya
‘Entrepreneurship and The New Venture Formation’, mengungkapkan bahwa ide-ide
kreativitas sering muncul ketika wirausaha melihat sesuatu yang telah lama dan
berfikir tentang sesuatu yang baru dan berbeda. Oleh karena itu, kreativitas
adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak ada. Rahasia kewirausahaan
dalam menciptakan nilai tambah barang dan jasa terletak pada penerapan
kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih peluang yang
dihadapi setiap hari.
10. Memiliki
Perilaku Inovatif Tinggi
Menjadi wirausaha yang handal
tidaklah semudah yang dibayangkan. Namun, wirausaha juga tidak sesulit yang
dibayangkan oleh kabanyakan orang, karena walau bagaimanapun setiap orang
sedang dalam proses belajar berwirausaha. Setiap wirausaha harus selalu
berkreasi dan berinovasi agar usahanya tetap berkembang meski menjamurnya
saingan. Sesungguhnya kewirausahaan dalam batas tertentu adalah untuk semua
orang. Setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurang-kurangnya harapan
untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam
‘intuisi’ yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. ‘Intuisi’
ini berkaitan dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi
kreatif yang dapat digunakan untuk berkreasi dan berinovasi.
11. Selalu
Memiliki Komitmen dalam Pekerjaan, Etos Kerja dan Tanggung Jawab
Seorang wirausaha harus memiliki
jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad yang bulat didalam mencurahkan semua
perhatiannya pada usaha yang digelutinya. Dalam menjalankan usahanya tersebut,
seorang wirausaha yang sukses terus memiliki tekad yang menggebu-gebu dan
memiliki semangat yang tinggi dalam mengembangkan usahanya. Ia tidak pernah
setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung resiko, selalu bekerja
keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada. Tanpa usaha yang
sungguh-sungguh terhadap pekerjaan yang digelutinya, wirausaha sehebat apapun
pasti akan menemui jalan kegagalan dalam usahanya. Oleh karena itu, penting
sekali bagi seorang wirausaha untuk memiliki komitmen terhadap usaha dan
pekerjaannya.
12. Mandiri
atau Tidak Ketergantungan pada Orang Lain
Sesuai dengan inti dari jiwa
kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
melalui berfikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam
menghadapi tantangan hidup, maka seorang wirausaha harus mempunyai kemampuan
kreatif dalam mengembangkan ide dan pikirannya terutama dalam menciptakan
peluang usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain. Seorang
wirausaha dituntut untuk selalu menciptakan hal baru dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi
baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang
dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah
ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan konsumen. Oleh karena
itu, seorang wirausaha hendaknya mandiri dan tidak bergantung pada orang lain
agar ia dapat lebih berkreasi dan berinovasi dengan kemampuannya.
13. Selalu
Mencari Peluang
Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan
yang positif terhadap peluang untuk memperoleh keuntungan untuk diri sendiri
dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan dan masyarakat, cara yang etis
dan produktif untuk mencapai tujuan, serta sikap mental untuk merealisasikan
tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga menampung wirausaha yang
bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang bertujuan
untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.
14. Memiliki
Kemampuan Manajerial
Salah satu jiwa kewirausahaan yang
harus dimiliki seorang wirausaha adalah kemampuan untuk memanajerial atau
mengurus usaha yang sedang digelutinya. Seorang wirausaha harus memiliki
kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, memvisualisasikan usaha,
mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaannya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan manajerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha. Tanpa itu
semua, seorang wirausaha tidak akan mendapat keberhasilan, melainkan kegagalan.
Selain ciri-ciri, seorang wirausaha
juga menunjukkan sifat-sifat yang selalu ditunjukkan dalam kehidupan
sehari-harinya adalah sebagai berikut.
a. Disiplin
Dalam melakukan kegiatannya, seorang
wirausaha harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti kata disiplin itu
sendiri adalah ketepatan komitmen wirausaha terhadap tugas dan pekerjaannya.
Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu,
kualitas pekerjaan, sistem kerja, dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu
dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan
berbagai macam alasan adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausaha
meraih keberhasilan. Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan
dapat dibina dengan ketaatan wirausaha akan komitmen tersebut. Seorang
wirausaha harus taat pada azas yang berlaku. Hal tersebut akan dapat tercapai
jika wirausaha memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang
telah ditetapkan. Ketaatan wirausaha akan kesepakatan-kesepakatan yang
dibuatnya adalah contoh kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
b. Berkomitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai
sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun
orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausaha harus memiliki
komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada
kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi
cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya.
Sedangkan contoh komitmen wirausaha terhadap orang lain terutama konsumennya
adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas
produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi
masalah konsumen, dan sebagainya. Seorang wirausaha yang teguh menjaga
komitmennya terhadap konsumen akan memiliki nama baik di mata konsumen, dengan
dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target
perusahaan yaiitu memperoleh laba yang diharapkan.
c. Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral
yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausaha. Kejujuran dalam
berperilaku bersifat kompleks. Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang
dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran
mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala
kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan oleh seorang
wirausaha.
d. Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka
seorang wirausaha harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas
tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan
gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada di pasar
selama ini. gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh
ruang, bentuk ataupun waktu. Justru seringkali ide-ide jenius yang memberikan
terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh
gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
e. Mandiri
Seseorang dikatakan mandiri apabila
orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya
ketergantungan pihak lain dalam mengambil keputusan atau bertindak, termasuk
mencukupi kebutuhan hidupnya tanpa adanya ketergantungan ddengan pihak lain.
Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.
Pada prinsipnya seorang wirausaha harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi
kegiatan usahanya.
f. Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila
orang tersebut mampu menggunakan fakta atau realita sebagai landasan berfikir
yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan atau
perbuatannya. Banyak seorang calon wirausaha yang berpotensi tinggi, namun pada
akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausaha tersebut tidak realistis,
obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya. Karena itu dibutuhkan
kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan atau sumbang saran
yang berkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Dibawah
ini adalah contoh sikap-sikap yang akan ditunjukkan oleh seorang wirausaha
dalam kehidupannya sehari-hari. Yakni Memiliki sifat keyakinan, kemandirian,
individualitas, dan optimisme.
1. Selalu berusaha untuk berprestasi,
berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang
kuat, suka bekerja keras, energik, dan memiliki inisiatif.
2. Memiliki kemampuan mengambil risiko
dan suka pada tantangan.
3. Bertingkah laku sebagai pemimpin,
dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang
membangun.
4. Memiliki inovasi dan kreativitas
tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
5. Memiliki persepsi dan cara pandang
yang berorientasi pada masa depan.
6. Memiliki keyakinan bahwa itu sama
dengan kerja keras.
Menurut
Zimmerer, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegagalan seorang
wirausaha, diantaranya:
1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki
kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang
membuat perusahaan kurang berhasil.
2. Kurang berpengalaman. Baik dalam kemampuan
mengkoordinasikan, ketrampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan
mengintegrasikan operasi perusahaan.
3. Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran
kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan dalam
memelihara aliran kas akan menghambat operasional perusahaan dan mengakibatkan
perusahaan tidak lancar.
4. Gagal dalam perencanaan. Perencanaan merupakan titik awal
dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami
kesulitan dalam pelaksanaan.
5. Lokasi yang kurang memadai. Lokasi usaha yang strategis
merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
6. Kurangnya pengawasan peralatan. Pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan dapat mengakibatkan penggunaan
alat tidak efisien dan tidak efektif.
7. Sikap yang kurang bersungguh-sungguh
dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan
gagal menjadi lebih besar.
8. Ketidakmampuan dalam melakukan
peralihan atau transisi kewirausahaan. Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan
perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam
berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa
ternyata mendirikan atau mempunyai sebuah usaha atau bisnis tidaklah gampang
dan tidak semua orang bisa melakukannya. Tetapi, kita harus tetap yakin bahwa
kita pasti mampu melakukannya. Kalau orang lain bisa, kenapa kita tidak?
C.
PENGEMBANGAN INDEKS KEWIRAUSAHAAN
Strategi pengembangan kewirausahaan
dilakukan melalui tiga strategi yaitu :
1. Meningkatkan Kemampuan
Kewirausahaan
Untuk meningkatkan kemampuan
kewirausahaan dilakukan melalui langkah langkah:
a) mengembangkan
kewirausahaan bagi para pengusaha dan calon pengusaha untuk meningkatkan
kinerja perusahaan terutama melalui peningkatan etos kerja, kreativitas dan
inovasi, produktivitas, kemampuan membuat keputusan dan mengambil risiko, serta
kerjasama yang saling menguntungkan dan dengan menerapkan etika bisnis.
b) Meningkatkan
kinerja perusahaan yang bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian nasional
terutama melalui; penciptaan lapangan kerja baru, penciptaan barang dan jasa
yang lebih bermutu dan atau lebih beragam, peningkatan daya saing perusahaan,
baik di pasar dalam negeri ataupun di pasar Internasional.
c) Mengembangkan
kewirausahaan masyarakat luas yang diharapkan akan mendorong peningkatan
kegiatan dan kinerja usaha dan ekonomi masyarakat melalui peningkatan etos
kerja, disiplin efisiensi, dan produktivitas nasional.
d) Menyebarluaskan
asas pokok kewirausahaan sebagai pedoman praktis bagi semua pihak yang berminat
dan terkait dengan pengembangan kewirausahaan serta bagi yang ingin mengetahui,
menghayati lebih mendalam dianjurkan untuk mengikuti kegiatan pembudayaan
kewirausahaan.
2. Membudayakan
Kewirausahaan
Membudayakan
kewirausahaan ialah mengarahkan wirausaha terutama kepada kegiatan ekonomi yang
rasional, menguntungkan, berkelanjutan, dan dapat ditiru oleh masyarakat.
Langkah untuk pencapaiannya dilakukan melalui:
a) Kegiatan
ekonomi yang rasional terutama kegiatan-kegiatan yang ditangani atau
diorganisasikan dalam perusahaan. Dengan demikian, sifat rasional dari kegiatan
tersebut dapat diukur dengan ukuran kinerja yang lazim.
b) Menawarkan
kegiatan pada masyarakat yang menguntungkan bagi peserta program dan masyarakat
pada umumnya.
c) Menawarkan
kegiatan yang berkelanjutan dan dapat ditiru oleh masyarakat. Di samping itu
membudayakan kewirausahaan harus secara intensif, komprehensif, dan terpadu,
yang pencapaiannya dilakukan melalui :
I.
Skala prioritas sasaran.
II.
Persiapan dan perencanaan yang baik,
dengan memperhatikan efektivitas dari berbagai kegiatan.
III.
Kegiatan secara komprehensif dan
terpadu, mencakup kegiatan pra pelatihan,pelatihan, bimbingan dan konsultasi,
magang dan studi banding, promosi dan temu usaha, serta peningkatan akses pasar
dan pemberian bantuan perkuatan secara selektif,
IV.
Penekanan pada kesesuaian kondisi
dinamis masing-masing peserta atau kelompok peserta program yang dibina,
V.
Kegiatan peningkatan semangat, sikap dan
perilaku kewirausahaan.
3. Memberdayakan Sumber Daya
Mendayagunakan
sumberdaya adalah menggunakan sumber daya yang tersedia, baik yang ada pada
Departemen maupun Instansi yang terkait dan masyarakat serta teknologi
informasi. Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Sumberdaya
yang tersedia di berbagai Departemen/Instansi Pemerintah berupa aparat pembina
(termasuk penyuluh, konsultan dan widyaswara), sarana dan prasarana, serta
anggaran perlu dikerahkan dan didayagunakan dengan baik untuk melaksanakan dan
menunjang pengembangan kewirausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b) Sumberdaya
utama untuk membudayakan kewirausahaan pada para pengusaha kecil dan koperasi
pada khususnya adalah para pengusaha itu sendiri melalui upaya pengembangan
diri sambil melaksanakan kegiatan usaha atau learning by doing.
4. Mendayagunakan Sumberdaya
Menggunakan
sumber daya yang tersedia, baik yang ada pada Departemen maupun Instansi yang
terkait dan masyarakat serta teknologi informasi.
Langkah-langkah yang dilakukan:
a) Sumberdaya
yang tersedia di berbagai Departemen/Instansi Pemerintah berupa aparat pembina
(termasuk penyuluh, konsultan dan widyaswara), sarana dan prasarana, serta
anggaran perlu dikerahkan dan didayagunakan dengan baik untuk melaksanakan dan
menunjang pengembangan kewirausahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
b) Sumberdaya
utama untuk membudayakan kewirausahaan pada para pengusaha kecil dan koperasi
pada khususnya adalah para pengusaha itu sendiri melalui upaya pengembangan
diri sambil melaksanakan kegiatan usaha atau learning by doing
5. Memberdayakan Koperasi
Simpan Pinjam Dan Lembaga Keuangan Mikro
Dalam upaya
mempermudah akses calon wirausaha baru terhadap sumbersumber permodalan untuk
modal kerja, sebaiknya lembaga keuangan mikro dan koperasi simpan pinjam
diberdayakan. Dengan tersebarnya koperasi-koperasi diharapkan kesulitan
permodalan yang dihadapi oleh wirausaha. Oleh karena itu lembaga keuangan mikro
perlu diberdayakan agar lebih mampu melayani calon anggota, dan anggotanya.





0 komentar:
Posting Komentar